04 Anjing Baru untuk Jaune

Monday, May 01, 2006

Akhirnya, Jaune berlari keluar dari kamar untuk menemui Ayah. Ia meninggalkan Nero di kamar itu. Saat Nero menyadari bahwa Jaune akan menemui Ayah, ia menjadi sangat panik. Nero pun langsung terbang menyusul Jaune ke kamar Ayah.

"Ayah..." isak Jaune begitu memasuki kamar Ayah. Jaune berlari ke arahnya, lalu memeluknya. "Ayah... aku tidak mau keluar."

Ayah berlutut mendapati Jaune sambil tersenyum, "Ada apa? Apa yang membuatmu sedih begitu?"

Jaune menarik napasnya dan berusaha menghentikan tangisnya agar dapat berbicara. "Nero... Nero... dia merusak... rambutku..."

Ayah tersenyum, "Mana mungkin Nero bisa merusak rambutmu?"

"Dia... merusak rambutku. Lihat... sisir ini tidak dapat... terlepas... dari rambutku. Nero... yang melakukan... ini."

Ayah membelai kepala Jaune, lalu seketika itu pula, sisir itu terlepas dari rambutnya.

"Sudah. Ini sisirnya Ayah kembalikan. Jangan menangis lagi. Hari ini kan hari ulang tahunmu dan sebentar lagi akan ada pesta."

Jaune mengangguk-anggukkan kepalanya sambil beberapa kali terisak, "Ayah...tidak memberikan selamat ulang tahun kepadaku," katanya.

Ayah tertawa, "Selamat ulang tahun, nona manis. Kamu sudah enam tahun sekarang, dan jangan sering menangis lagi," kata Ayah sambil memeluk Jaune.

Wajah Jaune berubah cerah. Ia cepat-cepat menghapus air matanya. "Terima kasih, Ayah."

Tiba-tiba Jaune melepaskan pelukan, "Ayah, bagaimana jubahnya? Bagus tidak?"

"Bagus sekali. Itu jubah yang baru saja Ayah berikan, ya?!"

"Iya, Ayah. Bagus, kan?!"

Tiba-tiba Nero membuka pintu kamar Ayah, dan menghampiri Ayah dengan napas tersengal-sengal. Ayah terkejut melihat kehadiran Nero yang tiba-tiba, terbang tepat di depan wajahnya.

"Ayah... Ayah... maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuat Jaune sedih. Aku... aku tidak sengaja membuat sisir itu tersangkut di rambutnya. Maafkan aku, Ayah. Jangan gantikan aku dengan anjing lain. Jangan berikan anjing lain kepada Jaune, Ayah. Akulah sahabat Jaune. Aku tidak akan mengecewakannya lagi dan tidak akan membuat Jaune sedih."

Jaune dan Ayah saling berpandangan keheranan. Lalu mereka berdua tertawa.

"Ayah tidak memaafkanmu, Nero. Ayah akan menghukummu. Kau tidak akan boleh bermain di taman lagi, dan Ayah akan memberiku anjing yang baru," kata Jaune dengan suara yang dimiripkan suara Ayah.

Nero panik sekali, "Jangan, Ayah. Aku berjanji tidak akan membuat Jaune sedih."

Ayah tertawa terbahak-bahak, diikuti dengan Jaune.