30 Makan Siang Usai Sekolah

Sunday, October 26, 2008

Kaisar Nikolai ternyata sudah menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan Jaune dan Vann Thom. Ia duduk di perpustakaan dan memerintahkan seseorang untuk menyampaikan kepada Jaune dan Vann Thom agar langsung menuju perpustakaan begitu mereka tiba.

Jaune sangat senang bertemu lagi dengan Kaisar. Hampir saja ia meledak dengan rasa senang yang ada dalam hatinya.

“Bagaimana sekolahmu hari ini, Woody?” tanya Kaisar.

Jaune langsung menghampiri Kaisar dan duduk di atas pangkuannya tanpa segan, “Aku senaaa…ng sekali, Kaisar! Aku bertemu dengan banyak teman di sana. Aku juga belajar ilmu sihir bersama Frau Schön. Ia baik sekali ya?!”

Kaisar Nikolai tersenyum mendengar cerita Jaune, “Tapi sepertinya bukan hanya itu yang membuatmu begitu senang hari ini, kan?! Coba kau ceritakan kepadaku hal lainnya.”

“Saat aku baru datang, Xoo memperkenalkanku kepada Frau Schön. Ia baik sekali kepadaku. Saat aku tidak sengaja mengucapkan beberapa kata dalam Bahasa Italia, dia menjadi sangat terkejut dan memujiku. Ia bilang aku sangat hebat, karena tidak ada anak Volk yang bisa berbicara bahasa lain selain Bahasa Volk dan Bahasa Jerman. Dia bertanya apakah aku menguasai bahasa lain, aku katakan ya, aku juga dapat berbahasa Perancis dan Inggris. Dia langsung mengatakan bahwa itu sangat bagus. Wah… aku senang sekali! Setelah itu, aku juga belajar ilmu sihir. Aku belajar memindahkan gelas dan piring tanpa menyentuhnya. Aku berhasil melakukannya hanya dengan sekali mencoba. Padahal, teman-temanku yang lain harus sampai enam-tujuh kali. Mereka semua memujiku. Aku senang sekali! Kurasa, aku akan mempelajari ilmu sihir lebih baik lagi. Aku ingin menjadi penyihir seper...”

Seketika itu Kaisar tertawa. Membuat Jaune menghentikan kata-katanya yang sebenarnya belum selesai diucapkan.

“Ada apa, Kaisar?”

“Sepertinya kau berbicara terlalu cepat. Begini saja, sebaiknya kita makan siang dulu, lalu kau boleh melanjutkan ceritamu setelah makan siang nanti.”

Jaune tampak berpikir, “Tapi Kaisar, setelah makan siang nanti, aku akan segera mandi. Lalu aku akan pergi bersama Vann Thom.”

“O ya? Ke manakah kalian akan pergi?”

Wajah Jaune kembali ceria, “Aku akan ke rumah mango untuk mengunjungi Wizard dan Draco. Aku akan menceritakan kepada mereka apa yang baru saja aku alami hari ini. Teman-temanku juga akan pergi ke sana. Mereka akan bermain bersama Draco.”

Kaisar mengangguk-anggukan kepala sambil tersenyum, “Baiklah. Kau boleh pergi. Asal… kau harus pergi bersama Vann Thom. Kau juga harus kembali pulang bersama Vann Thom.”

Jaune menganggukkan kepalanya cepat-cepat, “Tentu saja.”

“Kalau begitu,” Kaisar Nikolai menurunkan Jaune dari atas pangkuannya, “Bagaimana kalau sekarang kita makan siang?! Jadi kau bisa segera menemui mereka.”

“Baiklah.”

Kaisar Nikolai segera berdiri. Digandengnya tangan Jaune, lalu mereka berdua berjalan keluar perpustakaan menuju ruang makan. Vann Thom mengikuti dari belakang.

Jaune duduk di kursi makan di hadapan Kaisar seperti biasanya. Sedang di samping kanannya adalah Vann Thom, dan di samping kirinya adalah Quilt. Mereka makan berempat di meja makan persegi panjang yang sangat besar.

Berbagai hidangan telah disiapkan di atas meja makan itu. Ada sup mangga kesukaan Kaisar, ada tumis jamur nanas kesukaan Vann Thom, dan ada acar asam manis kesukaan Quilt. Berbagai hidangan lainnya pun masih terhidang di situ dalam jumlah yang cukup banyak. Namun, tidak ada satu pun hidangan kesukaan Jaune.

“Kaisar, mana makanan kesukaanku?”

Kaisar Nikolai tersenyum, “Maksudmu es krim? Tentu saja kita tidak bisa makan es krim sebelum kita makan siang, kan?!”

Jaune mengangguk-anggukan kepalanya, “Baiklah.”

Saat mereka akan menyantap makan siang, Jaune bertanya lagi, “Kaisar, mengapa tidak ada makanan daging di sini? Sejak kemarin aku tidak melihatnya.”

Kali ini Quilt yang mengambil alih pembicaraan, karena Kaisar tengah meminum minumannya, “Woody, kaum Volk memang tidak makan daging. Di desa ini tidak ada binatang untuk dimakan. Kami sangat menyayangi binatang, sehingga kami tidak memakannya. Kami hanya ingin makan daging burung merpati sekali dalam satu tahun, yaitu saat perayaan ulang tahun Kaisar Nikolai.”

Jaune mengerutkan keningnya, “Wah… kalau begitu, tampaknya aku harus menunggu lama sekali untuk dapat makan daging.”

Kaisar tersenyum, “Rasanya tidak akan selama itu. Ulang tahunku akan dirayakan bulan depan.”

“Wah… sungguh, Kaisar?”

“Ya.”

“Kalau begitu, aku pasti akan datang dan memberikan hadiah kepada Kaisar, sehingga aku akan diperbolehkan untuk ikut makan daging merpati itu!” seru Jaune.

Mereka semua tertawa.

“Tentu saja tidak hanya kau yang akan diperbolehkan makan daging merpati. Semua penduduk desa Volk boleh datang dan ikut merayakan pesta ulang tahun Kaisar tanpa harus memberikan hadiah. Mereka juga diperbolehkan makan daging merpati,” kata Vann Thom yang tidak dapat menahan senyumnya.

“Ternyata, memang benar yang dikatakan Ayah kepadaku.”

Kali ini Kaisar yang menyahut, “Apa yang telah dikatakan ayahmu?”

“Kaisar Nikolai adalah seorang Kaisar yang sangat baik hati. Selain itu ayah juga mengatakan bahwa Kaisar juga sangat pandai dan bijaksana.”

Kaisar tersenyum mendengarnya, “Semoga saja apa yang dikatakan ayahmu itu benar, Woody.”

Mereka pun akhirnya mulai menyantap makan siang, yang sedari tadi sudah tertunda.