26 Naga Sungguhan

Wednesday, February 06, 2008

Naga hijau itu menjulurkan kepalanya ke arah di mana Jaune dan Kaisar berada. Draco tersenyum, “Tentu saja. Lagipula, bagaimana aku bisa tidur kalau ada yang menggangguku?” tanya Draco dengan suara berat seraya mendekatkan kembali kepalanya ke arah Jaune.

Jeritan Jaune semakin keras, membuat Kaisar dan Draco tertawa.

“Cukup, Draco. Jangan kau takut-takuti dia seperti itu. Lihat, kau telah membuatnya menangis.”

Draco lagi-lagi tersenyum, “Maafkan aku, anak manis. Aku tidak bermaksud menakutimu.”

Jaune masih meringkuk di dalam pelukan Kaisar.

Namun tak lama, ia pun menjulurkan kepalanya keluar. Ia ingin melihat dengan lebih jelas wujud naga yang tengah berbicara padanya itu. Saat Draco kembali mendekatkan kepala kepadanya, segera saja Jaune kembali menyembunyikan wajahnya di dalam pelukan Kaisar.

“Woody, inilah Draco yang diceritakan Wizard tadi.”

Jaune tidak menyahut. Tidak juga menggerakkan badannya.

“Draco adalah naga yang baik hati, jadi kau tidak perlu takut padanya,” lanjut Kaisar.

Perlahan Jaune melongokkan kepalanya, mencoba melihat Draco dari sela-sela tangan Kaisar. Dilihatnya Draco sedang tersenyum padanya. Jaune membalas senyuman itu dengan kikuk.

Ia pun meluncur turun dari dekapan Kaisar. Jaune mendekati Draco yang sedang meletakkan kepalanya di hadapan Kaisar, sementara tubuhnya yang besar masih menjulang di tengah danau.

“Kau… kau benar-benar seekor naga,” kata Jaune setengah berbisik, sambil menyentuh telinga dan kelopak mata Draco, “Kau seekor naga.”

Tawa Draco membahana, “Tentu saja aku seekor naga! Kau pikir aku naga palsu?”

Kaisar pun ikut tertawa.

Jaune melongokkan kepalanya ke samping, mencoba melihat tubuh Draco yang masih menjulur di belakang kepalanya.

“Badanmu besar sekali ya?! Pasti kau menghabiskan banyak sekali makanan.”

Lagi-lagi Draco tertawa, lebih menggelegar.

“Bagaimana kalau aku memakanmu?”

Jaune menggelengkan kepalanya, “Tidak mungkin, Draco. Badanku yang kecil seperti ini pasti tidak akan membuatmu kenyang. Pasti akan membutuhkan banyaaakkk sekali penduduk Volk yang kau makan sampai kau kenyang. Tapi rasanya kau tidak memakan kami, karena penduduk Volk masih saja banyak.”

Kali ini giliran Kaisar yang tertawa.

Draco yang merasa bodoh seketika hanya tersenyum masam.

“Hei… kenapa memasang wajah seperti itu, Draco?” tanya Kaisar, masih dengan tawanya. Tidak sanggup menyembunyikan rasa gelinya melihat Draco diperdaya oleh Jaune.

“Woody, Draco ini tidak makan apapun. Jadi ia tidak membutuhkan makanan, termasuk penduduk Volk pun tidak akan dimakannya.”

Jaune kembali membelalakkan matanya, “Kau tidak makan? Lalu bagaimana kau bisa hidup tanpa makanan, Draco?”

Akhirnya Draco tersenyum, “Aku hanya minum air terjun. Itu sudah membuatku kenyang dan juga tetap sehat.”

“Waahh… kalau aku bisa seperti Draco, dapat hidup hanya dengan minum air terjun, pasti koki istana tidak perlu pusing memasakkan makanan untukku kan, Kaisar?!”

Kaisar tertawa, “Ini hanya berlaku untuk Draco, Woody. Tentu saja, kau harus tetap makan jika ingin hidup. Seperti aku, dan juga semua penduduk Volk.”

“Pasti akan menyenangkan jika aku bisa menjadi naga sepertimu, Draco. Aku pasti tidak akan banyak menghabiskan makanan,” lanjutnya, “Tapi, bagaimana jika air danau itu habis? Kau pasti akan kelaparan dan kehausan sekali, ya?!”

Draco tertawa lagi, “Woody – itu namamu kan?! – air danau yang berasal dari air terjun ini, tidak akan pernah habis. Aku juga tidak tahu mengapa demikian, karena jika air terjun berhenti mengalir, air danau habis, maka kau tidak akan bisa menemuiku sekarang. Aku tidak akan hidup sampai selama ini.”

“Mmm… Memangnya berapa umurmu?”

“Sama seperti Wizard, umurku dua ratus tahun.”

“Wah… dua ratus tahun. Selama itu juga kau tinggal di sini?”

“Iya.”

“Dapat kubayangkan. Pasti sangat membosankan.”

Kaisar dan Draco tidak dapat menahan tawa melihat Jaune yang memasang wajah sok tahunya itu, “Tentu saja tidak membosankan, Woody. Aku bisa bermain dengan anak-anak sepertimu di sini, aku juga sering berjalan-jalan keliling desa, dan kadang-kadang aku juga membantu Wizard untuk mengalahkan raksasa-raksasa yang datang ke sini.”

“Wah… hebat sekali! Kau membantu Wizard mengalahkan raksasa? Apakah kau juga menggunakan api yang keluar dari mulutmu, seperti naga-naga lainnya?”

“Tentu saja.”

Draco pun menyemburkan api keluar dari mulutnya.