01 Akan Ada Pesta!

Wednesday, April 12, 2006

JAUNE membuka matanya lebar-lebar sambil menggeliatkan seluruh tubuhnya. Rasanya malas sekali harus bangun dan meninggalkan tempat tidur kesayangannya. Namun ia tahu, hari ini adalah hari yang sangat penting baginya.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Hari ini Jaune genap berusia enam tahun. Sebenarnya, Jaune sendiri tidak terlalu peduli dengan hari ulang tahunnya. Namun, setelah melihat bahwa semua orang sibuk mempersiapkan pesta, Jaune menjadi penasaran. Sebenarnya, ada apa di hari ulang tahunnya, hingga semua orang sesibuk itu.

Saat Jaune mencoba menanyakannya kepada salah seorang yang melintas dihadapannya, ia hanya menjawab, “Kau akan mengetahuinya besok.” Tentu saja jawaban itu membuat Jaune tidak puas. Akhirnya, ia menghadap sang Ayah.

“Ayah, sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan? Semua orang terlihat sibuk sekali. Namun, tidak satu pun yang mau memberitahukan kepadaku apa yang terjadi,” ujar Jaune kepada Ayahnya.

“Jaune, Ayah juga tidak dapat memberitahukan kepadamu. Ayah pikir, kau lebih baik mengetahuinya sendiri besok.”

“Ah, Ayah...kenapa Ayah tidak memberitahuku sekarang saja?”

Ayah tersenyum, “Jaune, Ayah tidak bisa. Lebih baik kamu bersiap-siap untuk merayakan hari ulang tahunmu besok.karena, akan banyak sekali tamu yang datang.”

Jaune cemberut, lalu melipat tangannya. “Tidak mau. Aku tidak akan pergi sebelum Ayah memberitahu apa yang sedang mereka kerjakan.”

Ayah tersenyum lagi, membelai rambut Jaune yang pirang dan ikal. “Jaune, jika Ayah memberitahukan kepadamu sekarang, berarti Ayah telah melanggar janji Ayah sendiri kepada semua orang di sini.”

“Tapi mereka kan tidak tahu apa yang Ayah bicarakan denganku. Aku juga tidak akan mengatakan kepada mereka apa yang kita bicarakan di sini,” ujar Jaune, masih dengan wajah marahnya.

Ayah tertawa. “Baiklah... baiklah... Ayah akan memberitahukan kepadamu. Tapi kamu harus berjanji, tidak akan memberitahukan kepada yang lain.”

Wajah Jaune berubah cerah seketika. “Sungguh? Ayah akan memberitahuku?”

Ayah mengangguk pelan. Jaune melanjutkan lagi, “Kalau begitu, aku janji. Aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada siapapun juga, Ayah.”

“Begini,“ Ayah menghela napasnya, “Sebenarnya, Ayah sedang meminta mereka untuk menyiapkan pesta ulang tahunmu besok. Karena, pesta ulang tahunmu kali ini, akan sangat meriah. Jadi Ayah tidak mungkin dapat mempersiapkan pesta itu sendirian saja.”

Jaune terdiam, tampak berpikir serius. “Tapi, bukankah ulang tahunku yang sebelumnya tidak pernah seperti ini? Bahkan, kadang-kadang Ayah tidak mengadakan pesta untukku. Memangnya, ada apa, Ayah?”

“Jaune, besok tamu-tamu yang akan datang banyak sekali. Jadi, pestanya pun harus meriah. Kita harus menyediakan makanan yang banyak, kue ulang tahun yang besar, tempat yang luas, yang belum pernah dipersiapkan pada ulang tahunmu yang dulu.”

Jaune bertambah bingung. “Memangnya akan semeriah apa sih, pestanya?”

“Sangat meriah.”

Tiba-tiba Jaune tersenyum lebar. “Wah... berarti aku akan mendapat hadiah yang banyak sekali. Dan aku juga akan makan kue ulang tahun yang besar sekali. Iya kan, Ayah?”

“Iya,” jawab Ayah sambil tersenyum.

Jaune girang sekali mendengarnya. Ia sampai melompat-lompat mengelilingi ruangan itu sambil tertawa-tawa. Sang Ayah tersenyum melihat kelakuan Jaune.

Jaune tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Hampir saja ia memberitahukan semua orang tentang hal itu. Namun, Jaune teringat akan janjinya kepada Ayah. Jika Jaune membuka rahasia ini, ia takut bahwa pestanya besok akan dibatalkan. Maka Jaune hanya menyimpan rahasia itu rapat-rapat. Dengan berlari-lari dan melompat-lompat, Jaune kembali ke kamarnya. Keceriaan dan kegembiraan yang luar biasa tergambar jelas di wajahnya. Ia menyapa setiap orang yang ditemuinya dengan ramah. Tentu saja terjadi keheranan yang luar biasa atas sikap Jaune.